“Yang harus dilewati”
Di dalam ruang sempit ia menyendiri bersama bayangannya. Gumpalan gumpalan kertas memenuhi meja kayu berwarna biru dengan 3 laci kecil di bagian pinggirnya. Sandaran kursi seakan menjadi tempatnya bertumpu. Ia ingin menyerah namun hasratnya menolak dan tak mau kalah. Anggun masih bersih kukuh ingin mengalahkan Suci. Kali ini ia tak ingin kalah lagi, Ujian Bahasa Indonesia akan dimulai besok pagi. Sedangkan jam dinding biru yang bergambar hiu sudah menunjukkan pukul 23.00 namun matanya masih enggan untuk tertutup. Mata sipit dengan kaca mata besar yang bergagang kecil seakan menjadi ciri khasnya. Terlihat seperti anak yang cerdas dan hobi membaca,namun faktanya tidak seperti itu. Matanya menjadi minus karena ia suka menonton TV dengan jarak dekat dan bermain game di komputer hingga larut malam. Tak heran bila kaca mata harus bertengger di matanya setiap hari. Hatinya mulai gusar melihat waktu terus berlalu begitu cepat. Perasaannya khawatir dan galau tak tentu ara...