Perahu Kertas
Remasan-remasan
kertas memenuhi meja belajarnya. Tumpukan kertas bekas di dikepalnya dengan
sangat kuat sehingga membentuk bola-bola kertas. Lagi-lagi wanita pemimpi ini kesal
dengan dirinya sendiri. Semua yang sudah ia rencanakan tidak berjalan sesuai
kenyataan.
Dari pagi hingga
sore hari ia sibuk dengan segala aktifitasnya di luar rumah. Rencananya malam
hari ia akan menulis, namun ketika malam tiba, rasa malas menggerogoti
tubuhnya. Menyebabkan ide menulis pun menjadi buntu. Semua naskah-naskah yang
sudah ia coret-coret di lembaran kertas sebelumnya tidak juga memberinya
solusi. Ia benar-benar buntu. Sudah satu jam ia duduk di kursi meja belajarnya,
namun laptop belum juga tersentuh. Ia terus saja berfokus pada kekesalan
dirinya. Kertas-kertas yang sebenarnya bisa membantunya untuk mendapatkan ide
malah ia remas-remas hingga menjadi bola-bola kertas yang mengotori meja
belajarnya.
Dua jam kemudian
gadis berkaca mata ini pun menampar pipinya sendiri. Ia tidak ingin berlarut
dalam kesedihan dan kebencian terhadap diri sendiri. Segera ia bangun dari
kursi tempat duduknya dan mengambil air wudhu. Setelah merasa segar kembali,
kertas-kertas remasan tadi justru membangkitkan kreatifitasnya.
“Daripada hanya
menjadi sampah, lebih baik kujadikan origami” pikirnya dalam hati.
Akhirnya untuk
meluapkan emosi dan kekesalannya terhadap diri sendiri, ia tidak lagi
meremas-remas kertas tersebut. Justru kertas bekas itu ia jadikan sebuah
origami, di lipatnya sebuah kertas tersebut hingga berbentuk perahu. Dan
jadilah perahu kertas. Begitulah cara Anggun menghibur dan menyemangati dirinya
kembali.
Khayalnya kembali ke
masa lalu, teringat ketika kecil dulu ayah selalu membuatnya perahu kertas.
Kebahagiaan masa kecil bersama Ayah tidak akan pernah ia lupakan. Bersama perahu
kertas yang ia ciptakan malam ini, menjadi bukti rindu yang tak mampu
tersampaikan. Rindu yang sudah lama ia simpan dan air mata yang sudah lama ia tahan
kini tak lagi mampu ia bendung. Tetesan air membanjiri pipinya. Ia benar-benar
rindu akan kasih sayang laki-laki yang dulu selalu ada membuatnya tertawa.
Pelajaran malam ini yang
ia dapatkan adalah segala sesuatu yang dihadapi dengan emosi memang tidak akan
berjalan baik. Maka cobalah belajar untuk tenang, segala sesuatu pasti ada
solusinya, jadi jangan berfokus pada masalah, seperti yang Anggun lakukan. Bila
saja ia tidak terfokus pada kebuntuan idenya, pasti kertas berisi
potongan-potongan tulisan tersebut bisa menjadi sebuah tulisan yang menarik
untuk naskahnya.
#PerahuKertas
#30DWC
#30DayWritingChallenge
#Squad3
#Harike25

Perahu Kertas. Kesukaan kita sama. Ada makna tersendiri dalam rupanya :))
BalasHapus