Kemana Fajar?
Ia berdiri di depan
jendela kamar. Matanya tertuju keluar. Seakan sedang menanti kedatangan
seseorang. Ponselnya ia genggang dengan erat berharap Fajar menghubunginya.
Namun nyatanya Handphone yang ia pegang sedari tadi tak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan. Hp tersebut berdering bukan karena pesan dari Fajar, melainkan pesan
dari grup sekolahnya dulu dan grup-grup lain di WA.
Dari tadi ia menanti
Fajar yang sejak pagi berjanji akan menyemputnya. Namun sudah jam 12 siang Fajar
tak datang juga. “Kemana anak itu?” kesalnya dalam hati. Hati Anggun gusar tak
tenang sebab Fajar tak bisa dihubungi. Ia takut terjadi suatu hal pada Laki-laki
yang ia tunggu tersebut. Ia tak tau harus berbuat apa selain mondar-mandir
sendirian di dalam kamar.
Sudah 4 jam ia menunggu. Namun Fajar tak datang-datang.
Di telepon pun tak diangkat kemana sih anak itu yang katanya mau menjumputku
namun tak datang juga. Kekhawatiran Anggun semakin menjadi-jadi. Ingin ia marah
tapi tak tau kepada siapa hingga ia melampiaskan amarahnya dengan melempar
dirinya ke atas kasur. Ditutupi wajahnya dengan bantal. Air matanya tumpah, tak
ada yang bisa ia akukan selain menangis, ia tak tau harus berbuat apa. Mengapa Fajar
setega itu padanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Wanita memang begitu. Bila
sudah tak mampu menyampaikan perasaannya, maka menangis adalah jalan
satu-satunya yang mampu membuat hatinya merasa lega.

Komentar
Posting Komentar