Belajar Dari Semut dan Jejak Kaki
“Aku siap terima pelajaran hari ini, Tuhan,” ucapku dalam hati sambil menyiapkan buku tulis agar sewaktu pesan dari Tuhan datang, aku lekas mencatatnya.
Kuheningkan
diriku, kukosongkan gelasku, kuamati sekitar dengan penuh kesadaran. Tiba-tiba
mata membawaku untuk melihat jejak telapak sepatu di tanah. Polanya cukup
indah, sekumpulan baris, segitiga dan kotak-kotak kecil saling terhubung
membentuk telapak sepatu.
Langsung saja
otakku menerjemahkan pemandanganku itu dengan kata-kata bijak bahwa, “Setiap apa
yang kita lakukan dalam hidup ini, selalu meninggalkan jejak. Tak peduli
sebesar atau sekecil apa pun tindakan yang kita lakukan, jejaknya pasti
tertinggal. Maka sebisa mungkin, tinggalkanlah jejak yang indah.”
Yups, kurasa
itu pesan pertama dari Tuhan. Lalu mataku dituntun untuk melihat sekelompok
semut yang berjalan berbaris seperti anggota militer yang sedang latihan gerak jalan
dalam satu barisan, sangat kompak, rapi dan teratur. Menarik.
Tak jauh dari
barisan tersebut, aku melihat seekor semut yang nampak kebingungan. Sepertinya ia
kehilangan jejak teman-temannya. Aku melihatnya berputar-putar tanpa arah dan
tujuan. Seolah di kepalanya ia sedang menerka-nerka jalan mana yang dilalui
oleh teman-temannya.
Kemudian, aku
seperti bercermin pada semut itu, apa yang ia alami persis seperti yang aku
alami saat ini, aku seolah mampu merasakan apa yang semut itu rasakan. Ketika aku
harus berjalan sendirian seperti orang yang kebingungan, sangat tidak
menyenangkan.
Lalu aku
berpikir, jika aku seperti semut, apakah aku yang sedang menyaksikan semut itu
persis seperti Tuhan. Aku memantau semut itu, persis seperti Tuhan yang sedang
memantauku?
Aku selalu merasa
bahwa setiap apa yang kulakukan, selalu dipantau, diawasi dan disaksikan oleh Tuhan.
Aku kemudian menyadari bahwa Tuhan membiarkanku seolah berjalan sendiri dan
kebingungan agar aku bisa belajar tentang hidup yang begitu banyak menyimpan pelajaran
berharga. Agar aku bisa belajar tentang apa yang sedang aku jalani, alami dan
lalui. Karena guru sejati kita adalah pengalaman kita sendiri.
Persis
seperti aku yang membiarkan semut itu tetap berupaya sendiri. Aku tidak membantunya
karena aku berpikir, jarak ia dengan teman-temannya tidak terlalu jauh dan
pasti jika ia terus berusaha, ia akan bertemu kembali dengan temannya, kecuali
jika ia telah berjalan terlalu jauh, maka aku akan membantunya untuk kembali
berjalan bersama teman-temannya.
Kurasa cara
kerja Tuhan juga seperti itu.
Aku sengaja
dibuat pusing dulu dengan masalahku, karena Ia tahu bahwa masalah yang sedang aku
hadapi saat ini masih bisa aku selesaikan sesuai dengan batas kemampuanku,
kecuali ketika aku sudah melenceng terlalu jauh, barulah di situ tangan Tuhan
bekerja membantuku.
Waw, I see.
Aku sekarang mengerti mengapa selama ini aku merasa bahwa ketika aku menghadapi
masalah yang rasanya sangat sulit untuk aku hadapi dan lalui, selalu setiap
kali di detik-detik terakhir bahkan di saat aku ingin menyerah, tangan Tuhan
selalu ada untuk menolongku.
Sering
kuperhatikan kehidupanku, selalu diselamatkan di detik-detik aku sudah ingin
menyerah dan berputus asa. Selalu ada saja orang-orang yang dikirim Tuhan untuk
menolongku dan seringnya orang itu bukanlah orang yang kusangka-sangka akan
membantuku.
Aku juga sempat
berpikir, jika saja aku dapat memahami bahasa semut dan semut dapat memahami
bahasaku, lalu kita bisa berkomunikasi kita pasti bisa bertukar informasi dan
saling membantu. Persis seperti ketika aku dapat terhubung dan berkomunikasi
dengan Tuhanku, aku akan mendapatkan informasi-informasi yang kubutuhkan.
klo kau dekatku aku akan memberimu kamera kau perlu melihat masa depanmu disana...
BalasHapuswah, kalau begitu, beri aku kamera itu agar aku bisa melihatnya, aku penasaran
Hapusklo aku tdk disana kau hanya akan mainkan kameranya seperti kotak pandora, awalnya menyenangkan lalu kemudian perasaanmu kembali suram dan sunyi. kau butuh teman yg bs mengankat ide-idemu, agar lebih meledak lagi.
Hapusdapat di mana kameranya kak? aku mau dong punya 1. Iya kak, sepertinya aku butuh teman yang bisa mengerti dengan imajinasi-imajinasiku yang kadang sering dibilang gila dan aneh
Hapuslebih dari kamera a6400 kupunya...yg lebih penting ad gairah... tuk ide-idemu, km hanya lapar ingin menerobos ke masa depab, tp sendirian... sementara masa lalu sdperti hantu. yeaa... jika km C Ronaldo, mk km harus temukan Mesut Ozilmu...
Hapuskurang paham tentang dunia bola, hihi. benar, rasanya selalu haus dengan pengetahuan-pengetahuan yang ditawarkan semesta. selalu penasaran dan selalu menarik untuk dikulik.
Hapusiya dia pemain terbaik, bahkan pemain terbaik sulit tampil special, tampa kawan yg memahaminya.
BalasHapussemoga segera dipertemukan dengan kawan yang bisa memahami
Hapus