Berkarya Apa Hari ini?
Aku sering curhat ke Allah, “Ya Allah apalagi yang harus aku lakukan? Kenapa semuanya terasa seperti sia-sia?” Tak terhitung berapa kali sehari pertanyaan galau itu kulontarkan, dan hari ini aku diingatkan kembali melalui video-video yang kutonton dan tulisan-tulisan yang kubaca.
Pesannya adalah,
“Fokuskan diri untuk terus belajar dan berkarya saja. Tak perlu berekspektasi
pada hasil!” Tugas kita hanya itu sebenarnya. Tinggal karya apa yang ingin kita
ciptakan tergantung kelebihan/bakat apa yang sudah Tuhan beri pada kita.
Itulah pentingnya
mengapa kita harus mengenal diri sendiri, agar kita bisa tahu apa bakat kita. Jika
kita tahu apa kelebihan/bakat yang ada di dalam diri sendiri, kita tidak akan mudah
dipengerahui orang lain, tidak akan menjadi pengikut, sehingga lebih mudah
untuk kita berkarya dengan maksimal. Kita pun akan lebih fokus dalam memberikan
energi terbaik semampu yang kita bisa.
Tugas kita hanyalah
berusaha, urusan hasil serahkan semua padaNya. Yang penting, usaha saja, berkarya
saja, bekerja saja dan jangan lupa untuk selalu terhubungan dengan hati, selalu
dengarkan suara hati, lalu lakukan apa yang disuarakan. Sebab apa pun yang dikerjakan
dari hati, semuanya pasti akan sampai ke hati.
Tidak perlu
sibuk ikut-ikutan pasar, tidak perlu sibuk iklan-iklan. Ikuti saja kata hati. Pertajam
intuisi. Terus asah diri untuk terlatih melihat ke dalam diri. Tidak usah sibuk
dengan rumput tetangga yang lebih hijau. Fokus saja untuk menghijaukan rumput
kita sendiri. Latih diri untuk fokus berkarya saja.
Seperti yang
ditulis oleh Rosyid Gede di story ignya, “Klien atau costumer itu datang bukan
karena kita ngiklan, tapi karena digerakkan Tuhan untuk datang. Jadi tugas kita
memperbanyak berbagi saja. Bahagiakan makhluk Tuhan, jangan Cuma memperbanyak
ngiklan.”
Selaras dengan
apa yang dituliskan oleh bapak Kesadaran Spiritualku yang menyatakan bahwa, “Beribadah
itu adalah karya nyata, bukan berdoa. Berdoa itu tujuannya bukan untuk meminta
melainkan untuk menghubungkan Sang Jiwa dalam diri dengan Sang Jiwa Semesta atau
Tuhan.”
“Tujuan
setiap jiwa datang ke dunia ini bukan untuk meminta-minta pada Tuhan melainkan
untuk mempersembahkan karya nyata dari misi hidupnya pada Tuhan. Jadi sesungguhnya,
apa pun yang kita lakukan di dunia ini apakah itu perbuatan baik atau buruk adalah
persembahan kita pada Tuhan.”
Pertanyaannya,
selama ini, persembahan apakah yang ingin dan sudah kita berikan pada Tuhan?
Karya apa yang sudah kita ciptakan?
Aku jadi
teringat challenge yang diberikan oleh bapak armand juliant di IG, beliau
memberi challenge pada followers-nya untuk membuat sebuah doa yang
isinya bukan meminta, tapi memberi. Dan semua orang yang komen isi rata-rata
doa meminta dan bersyukur, bukan memberi.
Aku pun
bertanya-tanya memangnya bagaimana sih cara berdoa yang isinya memberi, karena
aku tidak menemukan jawaban dari komen-komen itu yang benar. Sampai ketika aku menemukan
tulisan dari bapak Kesadaran Spiritualku, akhirnya aku menemukan jawabannya,
ternyata doa memberi itu adalah dengan berkarya.
Dan kini aku
bisa menuliskan sebuah doa yang isinya memberi bukan meminta, “Tuhan
kupersembahkan karyaku, melalui karya ini aku beribadah kepadamu dan melalui
karya ini aku berbakti kepadamu. Terima kasih telah memudahkanku untuk tetap
terus berkarya, terima kasih Tuhan.”
mencari buku bagus sangatla susah... aku selalu berdo'a agar dipertemukan dengan karya-karya hebat.
BalasHapusterwujud nyata, selama kita mencari, kita pasti akan dipertemukan.
Hapus