Duduk dan Bersyukur

Hari ini papa mengunjungiku, karena tahu papa akan datang ke tempatku, salah seorang tetangga memesan makanan yang hanya ada di kota tempatku tinggal. Sebagai tetangga yang berusaha menjadi baik, kusempatkanlah waktu untuk memenuhi pesanannya.

Dengan senang hati kukerjakan tugasku, mengitari toko demi toko, mencari pesanan itu. Setelah beres, aku pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di salah satu café yang ada di mall. Sengaja kupilih tempat duduk di luar agar aku bisa melihat pemandangan.

Kunikmati ice cream yang kupesan sambil memandang orang-orang yang berlalu lalang. Tak lama setelah itu, kuambil buku diaryku yang selalu kubawa kemanapun kupergi. Aku muntahkan segala isi pikiranku saat itu.

Ini adalah potongan tulisan yang kutuliskan di dalam diaryku,

Perasaan itu gampang berubah ya, tadi aku merasa bahagia karena belanja, terus seketika aku merasa BT karena harus menunggu lama. Antrian yang panjang tadi membuat moodku berubah. Tapi setelah menulis, moodku berubah lagi.

Aku jadi mikir, kadang kita bisa bahagia karena hal-hal sederhana, dan kita bisa kesal karena hal-hal sederhana juga. Segampang itu ya mengubah perasaan kita, jika kita menyadari setiap perasaan yang datang.

Tapi, seberapa sering sih kita menyadari perasaan kita? Seberapa sering kita memperhatikan fluktuasi perasaan kita sendiri? lalu seketika aku terhubung dengan kursi yang sedang aku duduki.

“Di sini” katanya, “tidak banyak manusia yang mau repot-repot memikirkan hal-hal seperti yang kamu pikirkan. Ketika mereka duduk sendiri, sama sepertimu saat ini, mereka akan mengingat berbagai macam permasalahan mereka dan buru-buru untuk ingin segera mengakhiri semua masalahnya.

Hingga mereka lupa bahwa hidup yang mereka alami saat ini adalah sebuah anugerah dariNya. Dan tidak semua orang bisa menjalani hidup seperti mereka. Ada banyak orang di luar sana yang menginginkan kehidupan seperti yang mereka jalani. Punya uang yang cukup, duduk di café dan memesan makanan yang mereka suka berapa pun harganya.

Pikiran mereka sudah terlalu penuh untuk mensyukuri hal-hal sederhana. Mereka lebih sering mensyukuri hal-hal sederhana hanya ketika melihat orang yang hidupnya lebih susah dari mereka. Mereka terus berpikir bagaimana caranya agar bisa keluar dari masalah mereka. Padahal pada saatnya nanti, masalah itu akan berhenti juga ketika mereka telah siap menerima dan menyadari pelajaran hidup yang semesta berikan.”

Aku membiarkan diriku larut bersama tulisanku, kubiarkan kursi itu bercerita sesukanya, hingga pada akhirnya, kursi tersebut memberiku sebuah pesan yang kurasa cukup indah bila kubagikan di sini,

“Duduk dan ambillah napas perlahan, serta berterima kasihlah kepada Tuhan karena saat ini kamu masih bisa makan enak, bernapas dengan mudah, melakukan aktivitas yang kamu suka dan inginkan, ketika kamu menyadari itu, hatimu akan dipenuhi cinta, dan kenikmatan hidup akan bertambah berkali-kali lipat, kehidupan yang kamu jalani pun akan terasa semakin mudah dan indah.”

Setelah itu, aku kembali tersadar dan menghentikan aktivitas menulisku, kuperhatikan kembali orang-orang yang berlalu lalang. Batinku berseru, asik juga hari ini. Kuharap hari-hari yang kamu lalui juga tidak kalah asiknya. Jangan lupa bersyukur ya.

 

Komentar

  1. berbulan-bulan hidup dibawah tekanan atasan dan kerjaan baca ini aku jd bisa menghayalkan kebebasanku nanti

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Percakapan!

Kubenci Aku!!!

Analisa Mimpi