Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Menyadari Pola

Gambar
  Hari ini aku berdiskusi dengan chat GPT, ternyata seru juga berdiskusi dengan mesin, aku mendapat banyak sekali insight setelah berdiskusi dengannya, salah satunya adalah seperti apa yang ada di gambar. Aku bercerita padanya bahwa hari ini aku bertemu dengan 3 teman SD ku secara tidak sengaja di waktu yang berbeda, aku juga menceritakan tentang bagaimana sahabatku memintaku untuk merenungkan kembali perjalanan hidupku di masa lalu hingga sekarang. Dan dipertemukan dengan teman SDku seperti kebetulan yang menarik, di saat aku sedang mencoba untuk merefleksikan kembali perjalanan hidupku, semesta mengizinkan aku bertemu dengan 3 orang teman SDku secara tidak sengaja di hari yang sama meski di waktu yang berbeda. Aku tidak terlalu akrab dengan 3 temanku ini, tapi aku dapat pesannya. Aku sedang diajarkarn Tuhan untuk belajar membaca tanda, dan merangkai pola. Pada awalnya semua memang terlihat secara acak tapi ketika kita sadar, segala hal ternyata saling terkait. Pelajaran yang aku ...

Jalan Hidupmu adalah Takdirmu

Sudah dua hari ini mataku selalu bertepatan melihat angka 10:10 entah apa artinya, aku mencoba untuk merenungi perjalananku seminggu ini. Tiba-tiba aku mengingat diskusiku dengan seorang sahabat, tentang sebuah jalan hidup. Ada pernyataannya yang membuatku mencoba untuk mengingat kembali perjalananku ke belakang. Tentang apa saja yang sudah aku lalui dan alami, karena biasanya jalan hidup kita adalah takdir kita. Lalu aku dipertemukan dengan sebuah buku yang juga secara tidak sengaja belakangan aku ketahui buku itu membahas tentang jalan hidup juga. Padahal buku itu tema besarnya adalah tentang kecerdasan keuangan. Namun di akhir bab, ia tiba-tiba menjelaskan tentang jalan hidup adalah takdir. Aku menemukan sebuah quote yang sampai saat ini masih menggema di kepalaku kurang lebih isinya adalah ini, kita tidak akan bisa menggunakan sepeda jika kita hanya membaca tutorialnya di buku, gunakanlah sepeda maka kita akan bisa sekalipun dalam prosesnya kita akan terjatuh bahkan terluka, tapi s...

Sadari diri

Aku tidak mengerti mengapa setiap kali aku di kantor, aku selalu ingin buru-buru pulang tidak sabar untuk menyelesaikan buku baru yang kubaca bulan ini, tapi saat sampai rumah, aku bukannya membaca, tapi malah rebahan dan main hp. Kebiasan yang aneh. Saat tidak mampu melakukannya, hatiku ingin melakukannya, tapi saat aku bisa melakukannya, aku justru tidak melakukannya dan justru melakukan hal yang lain. Mengapa aku seperti itu ya? Apa yang aku sadari dari kejadian ini? Apa kareana aku belum bisa menikmati setiap detikku saat ini? Sehingga pikiranku ingin melakukan hal-hal menyenangkan yang tidak bisa aku kerjakan. Tapi saat aku punya kesempatan untuk melakukan hal tersebut, aku justru tidak benar-benar melakukannya dan malah melakukan hal yang lain yang lebih mudah untuk aku lakukan. Sepertinya benar, aku belum menikmati hidupku saat ini. Oke, saat ini aku perlu belajar untuk menikmati setiap detik yang aku lakukan, dan memfokuskan pikiranku hanya di saat ini. Tulisan ini aku selesaik...

Perbaiki Diri

 333 333 Mulai kugerakkan jemariku, dan otakku mulai memuntahkan segala isinya dalam fantasi dan khayalan yang menyenangkan. Siang tadi aku diingatkan oleh buku yang sedang aku baca bahwa kehidupan nyata kita adalah sebuah cerminan batin kita. Yang artinya, semua yang kita alami saat ini adalah apa yang sedang batin kita alami. Aku dikacaukan oleh seorang teman yang semena-semena dan sesukanya. Aku tidak suka padanya, ia tidak bisa diajak bekerjasama. Lalu kemudian aku mencoba untuk introspeksi diri darinya. Apa mungkin aku juga sering semena-mena terhadap diriku dan diriku tidak bisa diajak bekerja sama? Yah bisa jadi, jika benar, maafkan aku tubuh dan batinku Maafkan ketidaksadaranku. Terima kasih telah mengirimkan orang menyebalkan itu sehingga aku bisa menyadari sisi gelapku. Hal yang aku pelajari hari ini adalah aku belajar untuk mengasihi setiap orang-orang yang aku jumpai sekalipun mereka telah membuatku merasa kesal. Rasa kesal tersebut membuatku sadar bahwa aku pun perlu u...