Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Bencana yang Menjadi Berkat

Hah, aku selalu tidak habis pikir dengan cara semesta yang menuntunku untuk belajar tentang diriku lebih dalam lagi. Sebelum aku tergerak untuk menulis tulisan ini, aku digerakkan terlebih dulu untuk menemukan file tentang luka batin yang kutulis di tanggal 9 juli 2022. Di tulisan itu, aku mengeluhkan segalanya. Aku menuliskan kembali pengalaman-pengalaman buruk yang kualami semasa kecil. Intinya aku merasa diriku menjadi korban gunung meletus. Aku mengibaratkan, amarah orang tuaku sebagai gunung berapi yang mengeluarkan lava panasnya dan menghancurkan segala di sekitarnya tanpa pandang bulu. Aku merasa dihancurkan, aku merasa menjadi korban, aku merasa yang paling menderita, aku selalu ingin pergi mengungsi jauh-jauh, tapi ini adalah rumahku, sejauh apa pun aku pergi, rumah selalu menjadi tempatku kembali pulang. Hingga aku hanya bisa memendam segalanya, yang ternyata itu membentuk suatu luka di dalam hatiku. Orang-orang menyebutnya sebagai luka batin. Karena kejadiannya yang se...

Untuk Siapa Kebaikanmu? Untuk Membuat Orang Lain Suka atau Untuk Dirimu Sendiri?

Seharian tadi aku merenungkan diriku. Kupertanyakan kembali apa yang selama ini kuyakini. Apakah hal tersebut masih layak untuk diyakini atau tidak. Jika sekiranya tidak, maka inilah saatnya untukku membuangnya. Aku tidak akan ragu membuang keyakinanku jika itu tidak lagi selaras denganku. Untuk apa kita mempertahakan keyakinan, jika sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai baru yang telah kita pegang. Itu hanya akan memberatkan langkah kita ke depannya bukan? Aku sedang belajar untuk mencerna, memilah dan melepaskan hal-hal yang tidak penting lagi menurutku. Aku hanya ingin fokus kepada hal-hal yang kurasa penting. Karena aku menyadari bahwa kita hanya bisa fokus kepada satu hal saja, maka kupastikan diriku untuk fokus kepada hal-hal yang benar-benar aku inginkan dalam hidup ini. Sepanjang perenunganku, aku menemukan ada satu hal menarik yang sepertinya perlu untuk aku ceritakan. Jadi, kemarin-kemarin aku selalu mengatakan kepada diriku sendiri bahwa aku adalah pribadi yang mu...

Benarkah Banyak Bertanya Bisa Menyesatkan?

Tuhan, aku tidak mengerti banyak hal. Segala pertanyaan random seringkali bermunculan tumpang tindih di kepala. Seolah menjadi kepingan puzzle yang entah kapan akan tersusun sempurna. Aku terus bertanya entah menjadi apa puzzle ku nanti. Gambaran apa yang akan divisualisasi? Teka-teki hidup satu persatu terjawab, sementara yang lain tetap dengan misteri dan rahasianya. Sedikit demi sedikit muncul ke permukaan. Beranjak naik menyentuh luka-luka yang selama ini tersimpan rapi dan siap untuk menjerit ketika sedikit saja disentuh. Terkadang terasa sakit namun selalu berusaha untuk kuterima. Gamang kadang menghampiri, cemas, gundah, takut, khawatir turut menemani, walau semua selalu berusaha untuk kutepis. Hal-hal yang tak berani kulihat, tak mau kuakui keberadaannya, kini mulai bermunculan menampakkan diri. Tak pernah kusangka karma datang secepat ini. Seperti bintang jatuh yang melesat cepat kemudian hilang entah kemana. Tak lagi terlihat. Orang-orang mencoba menghentikanku. Merek...

Belajar Melepas Kemelekatan

Minggu ini, semesta sepertinya sedang memberiku praktikum tentang kemelekatan yang sudah kepelajari sejak dulu. Jadi, seharian kemarin, aku merasa sangat down . Pikiranku kacau, hatiku lebih-lebih. Aku bahkan tak mampu lagi melihat cahaya di dalam diriku. Kucoba berbagai cara untuk membangkitkan semangatku kembali. Namun, terasa sia-sia. Pikiranku membawaku pada rasa cemas dan gundah. Masalah demi masalah seperti datang dari berbagai arah. Bila sudah begini, segala motivasi, tak mampu aku lihat lagi. Bawaannya selalu ingin menggerutu, mengeluh, capek sekali. Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa. Aku merasa terpojokkan. Benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, selain meminta pertolongan Allah. Setelah melewati hari kemarin yang nampak suram sekali, hari ini aku terbangun dengan perasaan yang baru. Aku menyadari bahwa setiap detik aku bisa menjadi selalu baru. Hanya dengan penerimaan, segalanya menjadi berubah. Kusyukuri napas yang masih Tuhan beri. Kucoba untuk mem...

Ketika Kita Bertanya, Semesta Pasti Menjawab

Waw, tervalidasi. Kemarin aku tidak sengaja menemukan tulisanku yang dulu. Pada tulisan itu, aku menuliskan tentang pentingnya mengejar akhirat. Intinya, bagi aku yang dulu, akhirat itu lebih penting dari pada dunia. Sekarang, aku baca itu, malah ketawa, kok bisa yah, aku percaya begitu saja dengan tulisan-tulisan yang aku baca dulu, tanpa mempertanyakannya. Padahalkan tidak semua tulisan yang kita baca itu benar adanya. Tidak semua guru yang kita temui itu mengajarkan tentang kebenaran. Tidak semua hal bisa relate dengan kita. Lucu aja, setiap kali baca tulisanku yang dulu-dulu. Aku jadi sadar, kalau sekarang pemahamanku sudah banyak yang berubah. Meski kadang tulisan-tulisanku dulu sangat menggelikan jika dibaca kembali, aku sangat mensyukurinya, karena itu artinya pemikiranku telah berkembang. Itu artinya aku tidak berhenti untuk belajar. Itu artinya aku tetap terbuka terhadap hal-hal baru yang membuat pola pikirku terus bertumbuh. Entah mengapa aku ingin menuliskan ini hari ...

Berbincang dengan Alam

Gambar
  Udara hari ini dingin sekali. Pagi tadi kuajak diriku berkencan ke pantai. Karena ini hari minggu, aku ingin memanjakan diriku sendiri dengan solo traveling . Wkwkwwkw, solo traveling. Aku ngakak sendiri baca ini. Udah kayak traveling sendirian ke tempat yang jauh aja, padahal masih di satu pulau dan kota yang sama. Tapi anggap aja ini perjalanan yang jauh dan mengasyikkan karena aku benar-benar traveling sendirian. Aku selalu senang jalan-jalan sendiri, karena menurutku, selalu ada hal-hal baru dan menakjubkan yang bisa aku temukan selama perjalanan. Pagi ini, pantai masih nampak sepi. Aku berjalan di pasir tanpa alas kaki. Kurasakan dinginnya udara pagi, dan butiran pasir menyentuh telapak kakiku dengan lembut. Sesekali gelombang menjangkau kakiku. Kurasakan sambutan hangat darinya. Aku tersenyum menikmati sensasi itu. Matahari bersinar dengan ritmenya. Lambat namun pasti, ia merangkak naik, dan menyinari bumi. Kuambil posisi ternyaman, sambil duduk menatap garis cak...

Sudahkah Kita Berterima Kasih Kepada Diri Kita Sendiri?

  Di saat aku terdiam, hanya diam. Memfokuskan pikiran untuk melihat ke dalam diri sendiri. Ketika sudah berhasil fokus, sungguh aku benar-benar merasa takjub atas baiknya Tuhan kepadaku, karena telah memberiku segala hal yang bahkan tidak pernah aku minta. Ia memberiku tubuh yang sehat, padahal aku jarang sekali meminta untuk diberi kesehatan. Selama ini aku hanya fokus untuk mengejar mimpi-mimpiku bahkan tak jarang aku lupa untuk menjaga kesehatanku. Dan hari ini, aku merasa bersalah karena selama ini mengabaikan sesuatu yang bahkan sangat menyayangiku. Aku merasakan semua anggota tubuhku bergerak tanpa terkecuali. Mereka menjalankan fungsinya dalam diam. Setiap hari mereka selalu mencoba berkomunikasi denganku. Namun, seringkali aku mengabaikan mereka. Aku tak peka. Aku tak mengerti pesan-pesan mereka. Aku tak mendengarnya, karena aku jarang menyempatkan diriku untuk terhubung dengan mereka – diriku sendiri. Ketika aku menyempatkan waktu untuk diam. Pergerakan mereka san...